0812 1688 8898 panjia6789@gmail.com

Sebagai bagian dari strategi multi pathway Toyota di Indonesia, kendaraan elektrifikasi (xEV) jenis Hybrid Electric Vehicle (HEV) atau Hybrid EV Toyota terus berkembang lebih baik dan lebih banyak. Dari jenis sedan, sudah ada Corolla Altis dan Camry HEV.

Dari model MPV, Toyota memasarkan Kijang Innova Zenix HEV dan yang baru launching di GIIAS 2023 All New Alphard HEV. Untuk SUV, terdapat Corolla Cross HEV dan All New Yaris Cross HEV. Kijang Innova Zenix HEV dan Yaris Cross HEV menjadi produk kebanggaan karena diproduksi di Indonesia.

Mesin hybrid dipilih karena sesuai kebutuhan pelanggan xEV di Indonesia. Hybrid engine Toyota juga dikenal efisien, powerful dan ramah lingkungan karena emisinya sangat rendah, bahkan zero emission kalau mode EV atau electric vehicle diaktifkan.

Pada dasarnya mobil hybrid bekerja menggunakan dua sumber tenaga, yakni motor bakar konvensional dan motor listrik. Satu lagi yang menentukan adalah baterai hybrid untuk mengoperasikan motor listrik. Berikut cara kerja Hybrid EV Toyota yang bisa kamu pelajari.

Hybrid Synergy Drive Sebagai Kendali Utama

Hybrid EV Toyota mengandalkan sistem yang diberi nama Hybrid Synergy Drive (HSD). Sistemnya mengontrol kinerja motor bakar, hybrid battery, motor listrik, Power Control Unit (PCU), dan Power Split Device (PSD) dengan girboks khusus yang bertugas membagi distribusi tenaga dari motor bakar dan motor listrik.

Sebagai sebuah sistem utuh, HSD menggunakan teknologi penghematan konsumsi bensin yang secara halus dan tanpa jeda berpindah antara penggerak motor bakar dan motor listrik, menggabungkan keduanya saat dibutuhkan, bahkan hanya motor listrik ketika mode EV dioperasikan.

HSD mengendalikan tenaga dari kedua sumber daya dan menginstruksikan mobil untuk menyinergikan keduanya guna memperoleh efisiensi dan performa terbaik. Pengalaman panjang Toyota dalam mengembangkan Hybrid EV membuat HSD sanggup beradaptasi pada berbagai kondisi berkendara dengan baik.

Prinsip Kerja Hybrid EV Toyota

Secara singkat, motor bakar tidak akan aktif ketika mobil berhenti, seperti di lampu merah atau selama kapasitas baterai belum waktunya diisi ulang. Kelebihan ini memastikan HEV Toyota sanggup menghemat bensin dalam jumlah besar dan low emission saat mobilitas perkotaan, khususnya di jalan macet.

Saat mulai akselerasi, motor listrik masih memegang peran untuk menjalankan mobil hingga kecepatan tertentu. Ketika akselerasi penuh atau menghadapi beban berat seperti jalan menanjak, motor bakar dan motor listrik bahu-membahu menyalurkan tenaga seoptimal mungkin secara otomatis yang membuat konsumsi bensin tetap rendah.

Saat berlari konstan seperti di jalan tol, kedua motor penggerak kembali bersinergi menggerakkan roda. Memanfaatkan teknologi canggih saat pengereman, motor listrik bekerja untuk membangkitkan tenaga listrik dari tenaga kinetik rem guna mengisi daya baterai yang membuatnya kian efisien dan hemat bensin.

Adanya HSD membuat pengemudi tidak perlu pusing memikirkan mekanisme kerja Hybrid EV Toyota. Sistem akan menghitung dan menjalankan skenario paling optimal dalam menggerakkan mobil sehingga didapatkan sinergi antara efisiensi dan performa kendaraan yang paling maksimal.

Hemat Bensin dan Rendah Emisi

Bermodalkan manajemen daya pintar ala HSD membuat Hybrid EV Toyota memiliki efisiensi tenaga optimal dan fun to drive. Contohnya, Toyota Prius Gen-4 yang pertama hadir di tahun 2015 mencatat konsumsi BBM seirit 37,2 km/liter berdasarkan standar pengujian di Jepang. Namun pada kenyataannya, konsumsi BBM sangat dipengaruhi oleh kondisi kemacetan, beban dan gaya mengemudi.

Kendaraan elektrifikasi pun diklaim lebih senyap sekitar 50% saat hanya menggunakan tenaga listrik. Dampak positif lainnya dari tingginya operasional motor listrik adalah mobil semakin hemat bensin dan emisi lebih rendah yang diklaim hingga 60%.

Sumber : toyota.astra.co.id